red bulls nba team

Friday, June 10, 2011

Pelajaran Dari Gagal

Ada berapa orang yang pernah jatuh (baca: gagal)? Banyak dan hampir semua orang pernah. Lalu, ada berapa orang yang jatuh dan berhasil bangkit kembali? Tidak banyak (alias sedikit.) Kemudian, ada berapa orang yang gagal berkali-kali tetapi selalu berhasil bangkit? Jawabannya? Sangat sedikit.
Salah satu dari yang sangat sedikit ini adalah Sir Richard Branson, pengusaha inggris yang bulan lalu sempat berkunjung ke Jakarta (sempat berwawancara di MetroTV.)
Kemarin, saya berkesempatan membaca tulisan pengusaha kawakan asal Inggris ini.
Dalam tulisannya yang berjudul “Entrepreneurs Have Nothing to Fear But Fear of Failure,” pendiri dan boss Virgin Group ini menceritakan bagaimana kisah gagal selalu menarik baginya, karena dari cerita-cerita gagal itulah dia banyak memperoleh pembelajaran yang akhirnya membawa dia pada keberhasilan.
Saya pribadi sependapat, khususnya dua fase kegagalan yang dia ulas secara khusus:
  • Kegagalan (the initial failure); dan
  • Buntutnya—bagaimana bangkit kembali (aftermath—how to bounce back).
Dikalangan professional, siapa yang tidak kenal Richard Branson? Pemilik Virgin group yang menguasai banyak sektor usaha: Mulai dari “Virgin Music” sampai “Virgin Airline,” dari business transportasi (kereta api di UK) hingga bisnis perjalanan wisata ruang angkasa (Space Travel, divisi terbaru di Virgin Group.)
Sir Richard Branson pun ternyata pernah mengalami kegagalan berkali-kali, dan dia tidak malu menceritakannya. Diantara kegagalan Richard Branson yang paling menonjol ada dua:
1. Virgin Cola – Saat itu, Richard Branson meluncurkan produk minuman bersoda (soft drink) yang diberi nama “Virgin Cola” sebuah innovasi baru yang dimaksudkan untuk mengambil ceruk pasarnya Pepsi dan Coca-Cola. Hasilnya? Gagal—tidak cukup banyak gerai yang mau memajang Virgin Cola. Dari kegagalan ini, Richard Branson harus rela melupakan ide bisnis yang tadinya dia pikir akan berhasil, untuk bisa berkonsentrasi pada jenis bisnis lain yang mungkin akan berhasil.
2. Virgin Card -  Richard Branson membuka bisnis layanan keuangan di Australia dengan meluncurkan “Virgin Card.” Hasilnya gagal juga—Virgin Banking dan Virgin Card-nya ditutup. Beberapa tahun kemudian, karena kecintaannya terhadap benua coklat ini, Richard Branson kembali ke Australia untuk perjalanan business sekaligus berwisata. Saat dia makan di sebuah restoran, tanpa sengaja dia melihat salah satu pengunjung restoran mengeluarkan dompet (untuk membayar) di depan kasir, yang di dalamnya terdapat Virgin Card. Melihat pemandangan tersebut, pikiran Richard Branson terus terusik: Virgin Card yang telah dianggapnya gagal bertahun-tahun sebelumnya, ternyata masih memiliki tempat khusus di mata bekas pelanggannya. Akhirnya Richard Branson membuka kembali Virgin Banking dan Virgin Card-nya, tentunya dengan strategy dan kemasan produk yang diperbaharui. Hasilnya? Sukses—sekarang Virgin Banking termasuk dalam lima besar penyedia layanan keuangan di Australia dengan menguasai setidaknya 16% market share.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil?
1. Akui – Kegagalan adalah sesuatu yang tidak terelakkan dalam banyak jenis dan kejadian.
2. Komunikasikan – Jika anda seorang pengusaha: komunikasikan dengan manager dan pegawai. Jika anda seorang kepala rumahtangga, bicarakan dengan istri/suami dan anak-anak. Agar mereka menyadari keadaan yang sesungguhnya (mungkin perlu berhemat?) dan jangan sampai kehilangan kepercayaan.
3. Pisahkan urusan pribadi – Jangan bawa-bawa sentimentil pribadi (merasa buruk, malu, harga diri hilang dan sejenisnya)
4. Belajar – apa penyebab kegagalan, apa yang perlu dilakukan agar tidak gagal lagi
5. Bangkit kembali – Berbekal pelajaran ‘gagal’ di masa sebelumnya tidak ada alasan untuk tidak bangkit kembali (kecuali mau jadi pecundang sejati.)
Bangkit Dari Kegagalan
Diantara kelima butir di atas, “Bangkit kembali” adalah yang terpenting. Bahkan, sendainya tidak memperoleh pelajaran (menemukan kelemahan yang harus diperbaiki)-pun, bangkit kembali tetap harus dilakukan.
Dengan bangkit kembali, kita bisa berpindah maju dari suatu keadaan—baik maupun buruk—menuju ke fase berikutnya dimana keputusan bisa diambil berdasarkan pilihan yang tersedia. Bangun kembali process yang bisa dilakukan, lalu membuat keputusan yang lebih jelas dan pasti.
Salah satu contoh lain adalah Bali. Sebagai penduduk Bali, saya sungguh bangga akan hal ini. Bali, sebuah pulau kecil (dibandingkan dengan Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya) diguncang bomb berkali-kali, pariwisata—sektor handalan Bali, lumpuh. Setahun kemudian, roda perekonomian di Bali bangkit lagi.
Sebagai individu, bagian dari keluarga besar masyarakat Bali, kita patut belajar dari kemampuan Bali untuk bangkit kembali dari keterpurukan.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...